Kamis, 11 Februari 2010

Judul-Dodolan

Waktu gue lagi menjalankan-kegiatan-harian-selama-liburan yaitu mengunduh bermacam-macam album musik dan membuka akun fesbuk yang sedang kontroversial di serabi sekitar 2 minggu yang lalu, temen gue, dini, yang sekarang kuliah di IPB nge-chat gue di FB. Setelah berbincang-bincang secara absurd, akhirnya dia nulis begini:

Dini : woi bang !
Gue : iye, napa?
Dini : lo tau gak, kalo si **a (sengaja disamarkan) mau nikah
Gue : hah! Beneran lo?? Si **a temen kita sma kelas 2 dulu?
Dini : iya
Gue : walah, keduluan dong gue, hahahah
Dini : ………………….

Setelah itu ga ada chat lagi gara-gara gue kepedean 1000%. Hal ini juga yang menjadi topik perbincangan hangat tadi sore pas gue sama temen-temen mau ngejenguk bokapnya sidiq di Dharmais.

Dalam hidup ini, nantinya kita pasti menghadapi masa-masa yang sangat-sangat sakral, bukan bersemedi di goa gelap yang lumutan atau make kolor warna coklat tua keliling-keliling komplek biar jadi orang kaya, tetapi ada satu hal, yaitu pernikahan. Yak, itu yang pengen gue bahas dalam tulisan gue sekarang. Oke, gue emang bukan orang yang banyak pengalaman di dunia kayak beginian, tapi yah paling enggak gue ngerti lah sedikit-sedikit. Walaupun jam terbang masih sangat minim, tapi bisa diajak kompromi lah. Gue punya pendapat kalo untuk hal mencari jodoh, dan sebelum menikah, seseorang haruslah memahami dua filosofi, yaitu filosofi jari manis dan filosofi kuku, yaitu ga bisa dipisahkan walau ada berbagai macam cobaan, rintangan, gangguan, bahkan sindiran dari tetangga kalo suaminya impoten dan rasa “tersebut” bakal numbuh terus. Ga percaya? Beneran ga percaya? Mari kita coba. Buat tangan anda seperti yang ada di bawah ini. Ayo buat !!!!

ini jari tangan bukan jari kaki

Oke, sekarang kita coba gerakin satu-satu. Pertama, ibu jari yang berhimpitan. Mereka melambangkan orang tua. Mereka dapat terpisah dan dapat saling bergerak satu sama lain. Itu tandanya, orang tua suatu saat akan ninggalin kita dimasa tua kita nanti (pasti lah, masa lo mau nete’ sama emak lo terus). Yang kedua adalah jari telunjuk. Mereka pun dapat digerakkan secara bebas, juga bisa terpisah. Jari telunjuk ini melambangkan adik atau kakak dan saudara-saudara yang lain. Mereka juga bisa terpisah bahkan meninggalkan kita di masa mendatang. Yang berikutnya adalah jari kelingking. Jari ini melambangkan teman-teman. Mereka juga dapat bergerak, terpisah, dan melepaskan satu sama lain bahkan bisa buat ngupil. Artinya adalah bahwa mereka juga dapat meninggalkan kita di masa mendatang dan dapat mencolok-colok hidung kita. Yang terakhir adalah jari manis. Coba anda gerakkan. Iya gerakkan. Ayo dicoba gerakin. WOY !! DIBILANG SURUH GERAKIN MASIH GA DIGERAK-GERAKIN. Gabisa digerakin kah? Inilah yang dikatakan pasangan yang sejari, eh, sejati. Jari manis ini melambangkan pasangan kita kelak. Pasangan yang setia, yang ga bakal pisah walaupun ada masalah hebat, ada pertengkaran dalam rumah tangga, ada kesalah pahaman, ada tapir mabok main gitar, bahkan ada dinosaurus kentut sambil ngupil. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa cincin pernikahan dipakenya di jari manis. Sebuah hal kecil yang pastinya ngebuka pandangan kita tentang mencari seorang pasangan.

Selain filosofi jari manis, gue masih punya satu filosofi lagi yang harus dipahami dalam pencarian true love, yaitu filosofi kuku. Filosofi ini berarti sebuah rasa-yang-pastinya-dirasakan-oleh-dua-orang-tersebut ada dan ga pernah hilang. Kalo lo pernah denger manusia-manusia gombal ngomong begini, “dear my lady, you have to know that my love is deeper than the sea and higher than the sky”, that’s a SHIT man (lagian juga ini kalimat dari tahun fir’aun masih main becek-becekan di comberan)!! Itu adalah sebuah tindakan penipuan publik saudaraku! Kita tau kalo air di lautan bisa surut walaupun dalam kurun waktu yang belom dapat dipastikan, kecuali kalo populasi manusia di dunia meningkat dua-ratus-tiga-puluh-tiga-juta-lima-ratus-dua-puluh-empat kali dapat dipastikan kalo lautan bakal surut. Masalah langit juga, walaupun langit itu tinggi, buktinya udah ada manusia yang berhasil bikin cetakan kaki di bulan walaupun kita ga tau itu betulan apa cuma tincakan penipuan publik. Yang paling tepat menurut gue, something that could represent someone love is just a piece of nail at their finger. Mau tau kenapa? Sepotong kuku akan tumbuh lagi dan lagi kalo kita memotongnya. Lain sama lautan dan langit. Mereka dapat dijamah oleh semua orang jika sudah terjadi sebuah kerusakan. Tapi kalo kuku, dia akan tumbuh lagi walaupun udah dipotong terus. Itulah kenapa gue menobatkan filosofi kuku sebagai salah satu nominasi dari true love itu sendiri.

Seperti yang dikatakan naïf dalam lagunya yang berjudul Kontak Jodoh, “kalau jodoh pasti kita kan berjumpa, kalau tak jodoh kita hanya jadi kawan. Kalau jodoh kita pasti kan menikah, karna jodoh takkan latri kemana”, seseorang pasti bakal nemuin true lovenya, tinggal mereka yang berusaha. Gue juga ngambil quote dari filem cinta silver yang pernah gue tonton, yaitu hidup ini bakal lebih berwarna kalo emang ada seseorang disamping kita yang emang bener-bener ngertiin kita. Karena yang paling bikin sedih dari kesendirian adalah bukan pada saat kita sedih, tapi pada saat dimana kita bahagia dan ga ada orang yang ngerasain kebahagiaan itu disamping kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar