Minggu, 28 Februari 2010

Share Today

Sudah tengah malam dan saya masih terjaga. Huh, hari ini memang hari yang cukup melelahkan. Bayangkan saja, malam lalu saya baru tertidur jam satu malam dan pada pagi harinya harus mengikuti tes kenaikan tingkat pencak silat. Yah, memang terasa sangat melelahkan tetapi mau tidak mau harus dijalani. Saya pun belum sarapan ketika mengikuti ujian tersebut, sehingga menyebabkan sedikit banyak asam lambung saya meningkat dan terasa kurang bersahabat di perut. Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba membuat tulisan yang menceritakan tentang apa yang terjadi hari ini (lagi).

Dimulai dari pagi hari ketika saya mulai membuka mata dan merasakan dinginnya angin pagi yang menusuk ketek sampai ke pantat. Mungkin hari ini adalah hari pertama saya bisa bangun pagi setelah jarang bahkan tidak pernah bangun pagi dan sholat subuh. Ternyata lebih menyenangkan bermain gitar sambil kayang dan koprol bolak balik tigaratuslimapuluhdua kali dari pada harus tidur dalam kurun waktu hanya tiga jam. Setelah bangun, saya harus bergegas untuk mandi, membuat segelas susu dan tentu saja sarapan. Setelah melihat arloji yang selalu saya letakkan di samping kasur, saya hanya bisa menghela nafas dan membuang kentut karena waktu sudah menunjukkan pukul enam kurang limabelas menit. Setelah memikirkan dan mempertimbangkan baik buruknya jika saya mandi atau tidak, akhirnya saya memutuskan untuk TIDAK MANDI (lagi). Ya, saya sangat menyukai ritual ini, pergi kemana saja pagi hari tanpa mandi. Atau mungkin saya diciptakan didunia ini untuk tidak mandi? Ah, sudah lah anggap saja saya sudah mandi pagi ini. Dengan hanya bermodalkan menggosok gigi (itupun hanya gigi depan yang sempat saya gosok) dan tanpa mengunyah sedikit pun makanan, saya pun berangkat menuju tempat ujian, Gelanggang Mahasiswa UGM. Sialnya, di gelanggang pun masih jauh dari kata ramai. menurut perkiraan saya, pada jam enam sudah akan ramai oleh para warga, dan ternyata masih kosong. Saya hanya melihat teman seperjuangan, asep dan samsu yang sedang berjalan berduaan seperti pasangan yang baru menikah jumat kemarin.

Singkat cerita, sudah berkumpul semuanya, yaitu saya, asep, samsu, haris, mas sandra, dan rias. Kami sungguh semangat pagi ini. Hal yang pertama kali harus kami lakukan adalah berlari mengelilingi jalan boulevard UGM sebanyak dua kali dan dihitung waktunya. Baru permainan pertama saya rasa sata akan menderita panu ganas di pundak saya. Memang, berlari itu adalah kegiatan yang cukup melelahkan, karena kita berusaha untuk mencapai tujuan secepat mungkin dan pada saat berlari, sadar atau tidak sadar, kita sudah melakukan sedikit lompatan-lompatan kecil yang mengakibatkan tubuh kita melayang di udara walau pun hanya sepersekian detik saja. Kegiatan melompat-lompat inilah yang sebenarnya menguras banyak tenaga. Saya sendiri tidak tahu berapa waktu yang saya habiskan untuk berlari. Setelah berlari, ternyata masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang memang menguras tenaga dan sangat melatih fisik dan mental. Ketika ditengah-tengah jalannya ujian, saya sempat mual dan ingin sekali muntah. Tenggorokan rasanya seperti di garuk oleh seseorang berkuku panjang nan hitam dan tidak pernah memakai sabun setelah selesai cebok. Tetapi, dengan dorongan semangat dari teman-teman yang masing-masing saling memberikan dorongan, akhirnya kami semua dapat melewati ujian tersebut. Di akhir ujian, kami semua diuji untuk uji sambung (dalam bahasa beladiri adalah fight) dimana saya harus melawan mas sandra. Pada mulanya, semua berjalan secara lancar. Tetapi pada akhir-akhirnya, saya tidak sengaja memukul rahang bawah bagian kirinya. Kasihan dia. Ada sedikit luka lecet pada rahangnya dan pastinya itu saya yang membuatnya. Dalam perguruan kami, setiap orang yang memukul bagian kepala ataupun kemaluan lawannya pada saat sambung, ia harus melakukan push up dengan hitungan yang tidak ditentukan dan yang bersangkutan harus tetap push up sampai lawan yang terkena pukulan atau tendangan di muka bahkan kemaluan tersebut dapat berdiri kembali atau pulih dari sakitnya. Dan kami pun pulang pada pukuk setengah satu siang, pada saat matahari jogja sedang menari-nari diatas kepala kita semua.
___________________________

Gila, cape juga nulis pake bahasa kaya diatas, huaaahh !!! Biasanya juga nulis pake bahasa preman, eh, tadi lagi pengen nulis pake bahasa-yang-menulisnya-membutuhkan-banyak-pilihan-kata. Ya, gue belom tidur juga nih, padahal tadi pagi udah disiksa mati-matian, sampe kalo nemu air putih itu sama aja nemuin emas ditengah comberan yang butek bau tai. Ditambah lagi, gue harus nyelesein layout buletin kampus yang dibuat sama Departemen Kominukasi dan Informasi Dema dan gue sekarang menjabat sebagai kepala divisi desain grafis, huaaaahhh. Belom lagi film yang harus gue selesein yang deadlinenya hari senen. Huaaaahhhh. Tapi tanggung jawab gue lebih besar di design layout buat buletin sih daripada di filmnya. Sepertinya gue harus tidur sekarang, masih banyak cucian menunggu yang harus gue buhuh besok pagi, sunday=it's washing time !!

Sabtu, 27 Februari 2010

Aku Ingin

Karya Sapardi Djoko Damono.

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

selalu merinding kalo ngebaca puisi ini.

Kamis, 25 Februari 2010

Postingan Kacau

BESOK LIBUR !!!! yeahss !!!! Dengan semangat tapir mandul menggocek bola, akhirnya gue bisa hibernasi juga. Yaah, tapi mungkin liburan ini gak bakal ngaruh apa-apa ke gue soalnya ada beberapa hal yang masih harus gue kerjain dua hari kedepan. Pertama adalah gue harus menyelesaikan design layout buat buletin Dewan Mahasiswa (dema) yang deadlinenya hari sabtu ini jam 3 sore dan gue baru menyelesaikan sekitar 5% (WTF, masih jauh banget dari target !!!). Dan yang kedua adalah, hari sabtu ini ada kenaikan tingkat pencak silat dan gue harus dateng yang mana kenaikan itu adalah sebuh proses agar supaya dapat menjadi sebuah insan yang mana insan tersebut mendapatkan sebuah tambahan ilmu dan menjadikan insan tersebut lebih berilmu (ngos-ngosan).

Mau share aja nih, gila dosen perdata gue sungguh sangat gila !!! Yang ini sungguh mengalahkan kegilaan dosen-dosen yang lain. Dosennya emang udah tua, udah uzur lah, umurnya udah 70 tahun. Tapi hebatnya, beliau masih bisa ngajar anak-anak yang bisa dibilang lebih mirip sama tuyul-tuyul-kecil-yang-mengesalkan. Oke, langsung aja ke tkp. Nama beliau adalah bapak Tutut Ariffudin. Beliau ngajar hukum perdata bagian hukum tentang benda. Oke, first impression gue ngeliat beliau sungguh sangat kurang memuaskan. Pertama-tama beliau masuk ke kelas, jalannya pelan-pelan, pake tongkat yang kepalanya berbentuk burung rajawali dan pas beliau ngelap kacamatanya tiba-tiba, prak, LENSA KACAMATANYA COPOT DARI FRAMENYA !!!! ASTAGABAUNAGA !! dan gue hanya bisa NGAKAK !!!! untung si bapak kurang bisa mendengar secara jelas (ketawa ngakak). Dan berikut ini adalah lelucon yang diberikan si bapak yang memberikan pertanyaan dan dijawab oleh roy

bapak dosen : beda atau tidak perorangan dengan badan hukum? apa bedanya?
 roy : (teriak) bedaa !!!!
bapak dosen : apa bedanya?
roy : (ngejawab dengan penuh rasa bangga) kalo perorangan, haknya melekat dengan sendirinya pak, tapi kalo badan hukum, haknya diberikan oleh hukum itu sendiri
bapak dosen : hemm, yang saya tanya kan bedanya
roy : iya itu bedanya pak
bapak dosen : bedanya ya KALO PERORANGAN ITU BISA KAWIN DAN KALO BADAN USAHA GA BISA KAWINN !!!!!

dan seisi kelas pun tidak dapat menahan luapan tertawanya.

parahnya lagi, dosen gue yang satu ini suka lupa lagi ngejelasin tentang bagian mananya, udah gitu kalo dia lagi ngejelasih kuliah, tiba-tiba langsung loncat ke bagian mana gue ga tau. 

bapak dosen : (ngejelasin materi, dan nyeplos...) aduh saya lupa nih tadi lagi ngomongin apa ya?
asep (duduk disebelah gue) : macam-macam benda.
bapak dosen : (mikir keras, sambil ngelanjutin penjelasannya yang jelas-jelas beda) aduh beneran lupa ini saya, yaudah...........................
gue : (ngomong ke asep) : sabar sep, kikikikikikikik
asep : (ngelus dada) kalo satu smester dosen kita begini bisa mati aku en. 

ini dia perbuatan bapak dosen diakhir perkuliahan
bapak dosen : (lagi nerangin kuliah, tiba-tiba....) waduh udah jam berapa nih, walah udah setengah lima. (nanya ke temen gue yang duduk paling depan) Kamu udah solat belum, waduh bapak belom solat nih.
anak-anak : aseeekkkk........
bapak dosen : yaudah, udahan aja ya, udah sore juga
anak-anak : weeeeeeeeee............(malah ada yang tepuk tangan)
bapak dosen : yaudah sebelom pulang, belom ada yang tau kan nama saya siapa?
anak-anak : belom paakk !!!!
bapak dosen : yaudah ini nama saya (nulis di white board) ariffudin, inget F-nya ada dua !!! keren kan namanya, jarang ada yang punya nama kayak gini. (sungguh sangat penting sekali f itu sehingga harus dituliskan dua kali).

 
gambar dikala menunggu dosen  


Rabu, 24 Februari 2010

Postingan Bergambar Tanpa Tulisan


 

macam beragam

Posting posting !!!! Setelah berhari-hari menahan buat ga posting-posting blog (baca: kehausan ide), akhirnya sekarang gue bisa posting lagi. Ini mungkin postingan gue yang pertama dari kamar kosan gue. Yak, kali ini gue cuma mau share dikit aja tentang perkuliahan gue di awal smester 2 ini. Sebelomnya, ya ip gue sangatlah-bisa-dianggap-kurang-begitu-memuaskan, yaitu hanya sebesar 3,32. Rencananya smester 2 ini gue bakal mati-matian ngejar ip tinggi soalnya ada 4 mata kuliah yang 4 sks. Yak, lupakan tentang masalah ip gue yang agak mengecewakan, kita berpindah ke masalah dosen. Oke, dosen gue emang masih ada yang sama. Contohnya aja dosen Hukum Tata Negara gue. Dosen Ilmu Negara, yang merupakan awalan dari kuliah Hukum Tata Negara ternyata ngajar gue lagi di Hukum Tata Negara dan beliau adalah Bapak Sardjuki. Dosen ini emang terkenal dari kebaikannya ngasih nilai ke seseorang. Sampe pas hari pertama gue baru masuk, ada abang angkatan gue yang ngomong begini (namanya mas bedjo)

Mas bedjo : piye krs mu le? (bahasa betawi: gimane krs lo coy?)
Gue : lompat-lompat mas, parah nih
Mas bedjo : oh, dosen HTN-mu sopo? (dosen HTN lo siape?)
Gue : Pak Sardjuki lagi mas
Mas Bedjo : walah, iku koe tinggal turu yo ento’ a nilaimu . (walah, itu lo tinggal tidur juga dapet nilai a)

Yak, begitu lah nasihat abang angkatan yang sangat menyayangi adik angkatannya.

Gue juga punya cerita tentang dosen perdata sama pidana yang sangat-begitu-absurd-dimata-mahasiswa. Oke, yang pertama cerita tentang dosen perdata gue. Gue ga tau nama dosennya siapa (prilaku buruk mahasiswa) tapi yang penting dosennya adalah seorang wanita dan sudah cukup tua serta masalah yang dialami oleh ibu dosen gue yang satu ini adalah, yaa, benar sekali, (maafkan saya ibu dosen) pendengaran beliau yang kurang manstap dan daya kerja pikiran beliau yang sudah mulai menurun. Pernah pas dia lagi neraingin lewat slidenya yang masih pake OHP, dia marah-marah sendiri. Ceritanya kan kelas perdata gue adalah kelas yang terakhir yaitu kelas jam 3 sore. Benar sekali saudaraku, jam segitu adalah jam yang cocok untuk memejamkan mata sejenak ditemani dengan alunan musik the beatles dan pergi ke alam bawah sadar. Pas anak-anak lagi rebut, gara-gara udah pada capek dan waktu udah tinggal 15 menit lagi, dia tiba-tiba diem.

Ibu dosen : hemm, udah pada capek ini kayanya. Iya sih, jam segini emang jamnya orang pada ngantuk. Lain kali kalo ngambil kelas jangan sore-sore ya, biar kalian masih semangat belajarnya
Anak-anak : iya boooo !!!! (sambil ngelanjutin keributannya)
Ibu dosen : yaudah sekarang tenang dulu, ini tanggung mau dilanjutin dikit, tentang kekuasaan orang tua. (dia naro transparansi di OHP)
Anak-anak : yaaahhhh…..
Ibu dosen : yaudah tenang dulu (ngusek-ngusek mejanya, nyariin transparansi yang udah disiapin)
Anak-anak : (tetep ribut)
Ibu dosen : (kesel nyariin transparansi)
Anak-anak : (tambah ribut, ada yang mainin lagunya AC/DC di kelas, ya nggak laaahh)
Ibu dosen : (sambil sedikit marah) tuh kan, gara-gara kalian ribut slide saya ilang
Anak-anak : lohhh ???
Ibu dosen : yaudah sekarang kita lanjutin aja belajarnya, gausah pake transparansi segala
Anak-anak : (diem)
Ibu dosen : (ngoceh ngejelasin kuliah) bla….bla…..bla….(tiba tiba dia jalan ke depan dan ngebuka slide yang ada di OHP, dan….) nahh, ini dia slide yang dicari.
Anak-anak : (ngakak) Buakakakakakakkakakaka.

Maafkan kami bu, kami berjanji tidak akan menertawai ibu lagi, dan ibu harus berjanji bahwa tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi.

Sekarang beralih ke dosen pidana. Dosen gue namanya bapak Supriadi dan biasa dipanggil pak supri. Pertama gue ketemu sama dia, hal pertama yang gue inget adalah DAVID NAIF. Mukanya kumayan mirip sama david naïf. Kalo ngajar sangat-sangat menyenangkan dan pandai melawak. Tadi sore pun ada sebuah parcakapan aneh yang terjadi antara pak supri yang lagi ngajar, gue, dan gigih, temen gue.

Pak supri : (sebelumnya beliau lagi ngomongin tentang penundaan pidana mati) ya, jadi kalo ada ibu-ibu yang hamil dan dipidana mati, pidana tersebut harus ditunda sampai anaknya lahir, baru dia dipidana mati
Gue : wih, sadis juga ya
Pak supri : nah, kita jangan ngeliat dari sudut pandang si pelaku yang dihukum mati, tapi harus ngeliat dari sudut pandang korbannya. Gimana kalo si ibu-ibu hamil tadi membunuh secara berencana, dimutilasi, dimasak, kupingnya dijadiin gantungan kunci
Seisi kelas : (ngakak) buakakakakkakaka
Gigih : (ngomong ke gue) eh ton, (gue dipanggil Hilton di kampus) gimana ya kalo daging manusia dimakan
Gue : hah? Ngaco kau gih! Mana enak lah, kecuali kalo dimasak saos bumbu padang atau asem manis baru aku suka gih
Gigih : yee, sapi yang makanannya rumput aja enak, apalagi manusia yang makanannya mekdi, pitza, sama hanamansa. Jangankan yang makan begituan deh, yang setiap hari makan di angkringan aja mungkin udah enak (sambil nunjuk ke bangku sebelahnya, si gembul, temen gue juga yang sering jadi bulan-bulanan)
Gue : wah, bener juga lo ya. Lele yang makanannya tai setiap hari aja udah enak apalagi orang
Gigih : itu makanan kesukaan mu kan ton ??!!
Gue : yang mana nih, lele apa tai ?
Gigih : ya tai lah !!!! ahahahah
Gue : asem lu
Gigih : (megang tangan gue kaya di filem-filem homo)
Gue : eh, ngapain kau gih pegang-pegang tangan?
Gigih : mau nyobain yang biasa makan tai ton, kali aja enak
Gue : ASEMM lu !!!!

Dan begitulah akhir dari percakapan manusia lampung melawan awak Jakarta.

Kamis, 11 Februari 2010

VEBI, she's awesome !

Ternyata stresnya liburan ngelebihih setresnya waktu ujian. Coba aja, setiap hari kerjaan gue cuma makan, minum, eek, nyuci, ngepel, nyapu, ngecet rumah, ngebangun menara, nebang pohon, ngurus anak (oke, itu semua kerjaan sampingan gue di jogja bukan Jakarta). Berat gue juga nambah 5 kilo selama liburan. Mungkin sekarang udah kaya babi yang kerjaannya mendem dilumpur trus dikasih cemilan dan ga mau gerak-gerak, mau geraknya kalo ada manohara duet sama trio macan di TV. Di Jakarta juga kerjaan gue cuma ke serabi donlot (baca: ngerampok) sepuasnya. Modal sepuluh ribu perak harus bisa ngedonlot lagu minimal 1 giga, ya, itu selogan kami selaku the donlot boys. Kejadian tak lazim pun banyak terjadi di serabi. Dari vespa gue yang ga mau nyala padahal udah jam setengah dua belas malem sampe kegiatan baru mas-mas penjaga serabi, yaitu bermain gitar dengan menyanyikan lagu-lagu peter pan.

Vespa gue emang udah terkenal rewel dari beribu-ribu tahun yang lalu. Kalo lagi ga mood jalan, dia pasti ngambek ga mau diajak jalan, dan kerjaan gue cuma satu kalo dia lagi kaya gitu, ngelus-ngelus pantat vespa sambil ngerayu. Sebelumnya, vespa gue udah gue kasi nama, karena warnanya yang biru dan sangat, ehem, cantik, dengan berat hati gue kasi nama dia VEBI (VEspa BIru –yeahs, so sexy!!! bitch). Dengan nama itulah gue harus ngerayu dia sampe bener-bener mau nyala. Sebenernya, vespa biru gue itu punya bokap, tapi karena bokap juga jarang make vespa buat ke kantornya dan dia lebih milih naik mercy kotak besi tua (baca: feroza) ke kantornya. Waktu gue masih SMA, si vebi pernah bener-bener ngambek dan gue harus bener-bener ngerayu sampe dia nyala. Waktu itu ceritanya gue udah pulang sekolah dan lagi main-main di depan sekolah gue. Begitu gue pengen pulang, tiba-tiba VESPA GUE MOGOK. Parahnya lagi, disana cuma ada gue, satam, sama bleki. Tau sendiri, si satam sama bleki mana ngerti masalah mesin, apalagi gue, nol besar soal masalah mesin-mesinan. Dengan susah payah sampe kaki gue terlihat seperti penderita kaki gajah, mesin vespa tetep ga mau nyala. Dengan berfikir keras, jari telunjuk di jidat, jempol kaki gue emut, akhirnya gue nemuin satu hal yang paling krusial di dunia per-vespa-an, gue harus ganti businya. Buat yang belom tau busi, busi itu adalah baca aja sendiri disini.

Akhirnya gue mutusin buat ngebuka kap samping mesin vespa, ngambil kunci busi. Dengan niru gaya montir-montir di acara pimp my ride, gue siap buat ngeganti busi. Tapi, ada satu hal penting yang gue lewatkan, gue ga ngerti ngebuka kap samping vespa. Sempurnalah penderitaan hambamu ini ya tuhan. berkat keluwesan gue sebagai calon pesilat hebat (apa hubungannya?) gue berhasil ngebuka kap vespanya dan gue ganti businya sama busi yang “agak” bagus dikit. Setelah selesai, gue tutup lagi kap vespanya dan gue coba nyalain mesinnya, dan hasilnya, nihil!!! VESPA GUE TETEP GA NYALA. Berbagai macam cara, taktik, dan jurus udah gue pake, sampe bleki nyumbang tenaganya buat ngedorong vespa turun dari turunan tapi tetep aja ga nyala. Bertambah lagi kesempurnaan derita hambamu ini ya tuhan. Akhirnya, dengan segala kemampuan dan pulsa yang tersedia, gue nelepon bokap yang notabenenya adalah empunya vebi. Dan beginilah percakapan absurd antara ayah dan anaknya yang sedang memperjuangkan hidup dan mati sebuah vespa

Gue : (tuutt…tuuuttt….tuuttt) halo, pak
Bokap : hoooohhh, kenapa le ?
Gue : pak, keadaan sedang sangat genting
Bokap : kenapa? Ada orang gila yang ga pake celana lagi?
Gue : BUKAAAAAN !!!!!
Bokap : lha, terus kenapa?
Gue : vespa ga mau nyala, gimana ini ?
Bokap : kamu lagi dimana ?
Gue : sekolah
Bokap : kok belom pulang? Main terus, ayo pulang besok ujian !
Gue : INI VESPA MOGOK MANA BISA PULANG !!!!
Bokap : oh iya, hehehe
Gue : yauda ini gimana ?
Bokap : bensin?
Gue : masih ada
Bokap : busi ?
Gue : udah aku ganti
Bokap : ooh, ban kempes ga ?
Gue : nggak, MANA NGARUH !!!
Bokap : oh yaudah. Taro aja di depan sekolah gausah diapa-apain
Gue : waaa !!!!
Bokap : yaudah ya le , bapak lagi rapat ini, sibuk (tuut….tuuttt….tuuttt)

ADA APA INI WHAT THE F#CK TAI ANJING DISAMBELIN DIMAKAN PAKE NASI ANGET DITAMBAH KERUPUK #$@#%#$^$%^&$##$%@#. Bokap gue dengan entengnya bilang “tinggalin aja di depan sekolahan”. Emang gue udah gila apa ninggalin aset keluarga di depan sekolahan. Jelek-jelek gini, kalo dijual bisa buat beli gery wafelatos satu kontainer. Akhirnya dengan susah payah gue nyoba nyalain vespa lagi dan hasilnya masih tetep, vespa gue ga mau nyala.

Tiba-tiba satam nyeletuk dan ngasih saran kalo kap vespa dibuka dan businya diganti lagi. Dan gue pun ngikutin sarannya. Ini dia percakapan anehnya

Satam : ndi, coba businya diganti lagi. Ga ada yang lebih jelek emang businya
Gue : ngeledek dah, ntar malah ga mau nyala lagi nih vespa
Satam : yauda coba aja buka lagi kapnya trus lo ganti lagi businya, kali aja businya bermasalah
Gue : baiklah saudaraku, aku ikuti petuahmu (sambil nunduk, megang pundaknya satam dan mimik muka mengikuti pembawa acara infotaimen)
Satam : oke saudaraku
Gue : buakakakakkkakakak
Satam : kenapa lo ndi
Gue : ini kabel busi belom gue colokin ke businya, buakakakkakaka
Satam : hemm, sampe fir’aun hidup lagi trus ngebikin perusahaan beha juga gabakalan nyala tuh vespa imbisil lo kalo kabelnya belom nyolok.
Gue : damai saudaraku !!!! huahahahahahahah

Karena masalah busi, semua bisa terjadi. Kemaren juga sempet vespa gue ngambek, dan lagi-lagi maslahnya adalah, busi. Dan saya berjanji itulah ketololan terakhir yang saya lakukan terhadap vespa saya (walaupun gue ga tau apakah janji ini akan ditepati).

Judul-Dodolan

Waktu gue lagi menjalankan-kegiatan-harian-selama-liburan yaitu mengunduh bermacam-macam album musik dan membuka akun fesbuk yang sedang kontroversial di serabi sekitar 2 minggu yang lalu, temen gue, dini, yang sekarang kuliah di IPB nge-chat gue di FB. Setelah berbincang-bincang secara absurd, akhirnya dia nulis begini:

Dini : woi bang !
Gue : iye, napa?
Dini : lo tau gak, kalo si **a (sengaja disamarkan) mau nikah
Gue : hah! Beneran lo?? Si **a temen kita sma kelas 2 dulu?
Dini : iya
Gue : walah, keduluan dong gue, hahahah
Dini : ………………….

Setelah itu ga ada chat lagi gara-gara gue kepedean 1000%. Hal ini juga yang menjadi topik perbincangan hangat tadi sore pas gue sama temen-temen mau ngejenguk bokapnya sidiq di Dharmais.

Dalam hidup ini, nantinya kita pasti menghadapi masa-masa yang sangat-sangat sakral, bukan bersemedi di goa gelap yang lumutan atau make kolor warna coklat tua keliling-keliling komplek biar jadi orang kaya, tetapi ada satu hal, yaitu pernikahan. Yak, itu yang pengen gue bahas dalam tulisan gue sekarang. Oke, gue emang bukan orang yang banyak pengalaman di dunia kayak beginian, tapi yah paling enggak gue ngerti lah sedikit-sedikit. Walaupun jam terbang masih sangat minim, tapi bisa diajak kompromi lah. Gue punya pendapat kalo untuk hal mencari jodoh, dan sebelum menikah, seseorang haruslah memahami dua filosofi, yaitu filosofi jari manis dan filosofi kuku, yaitu ga bisa dipisahkan walau ada berbagai macam cobaan, rintangan, gangguan, bahkan sindiran dari tetangga kalo suaminya impoten dan rasa “tersebut” bakal numbuh terus. Ga percaya? Beneran ga percaya? Mari kita coba. Buat tangan anda seperti yang ada di bawah ini. Ayo buat !!!!

ini jari tangan bukan jari kaki

Oke, sekarang kita coba gerakin satu-satu. Pertama, ibu jari yang berhimpitan. Mereka melambangkan orang tua. Mereka dapat terpisah dan dapat saling bergerak satu sama lain. Itu tandanya, orang tua suatu saat akan ninggalin kita dimasa tua kita nanti (pasti lah, masa lo mau nete’ sama emak lo terus). Yang kedua adalah jari telunjuk. Mereka pun dapat digerakkan secara bebas, juga bisa terpisah. Jari telunjuk ini melambangkan adik atau kakak dan saudara-saudara yang lain. Mereka juga bisa terpisah bahkan meninggalkan kita di masa mendatang. Yang berikutnya adalah jari kelingking. Jari ini melambangkan teman-teman. Mereka juga dapat bergerak, terpisah, dan melepaskan satu sama lain bahkan bisa buat ngupil. Artinya adalah bahwa mereka juga dapat meninggalkan kita di masa mendatang dan dapat mencolok-colok hidung kita. Yang terakhir adalah jari manis. Coba anda gerakkan. Iya gerakkan. Ayo dicoba gerakin. WOY !! DIBILANG SURUH GERAKIN MASIH GA DIGERAK-GERAKIN. Gabisa digerakin kah? Inilah yang dikatakan pasangan yang sejari, eh, sejati. Jari manis ini melambangkan pasangan kita kelak. Pasangan yang setia, yang ga bakal pisah walaupun ada masalah hebat, ada pertengkaran dalam rumah tangga, ada kesalah pahaman, ada tapir mabok main gitar, bahkan ada dinosaurus kentut sambil ngupil. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa cincin pernikahan dipakenya di jari manis. Sebuah hal kecil yang pastinya ngebuka pandangan kita tentang mencari seorang pasangan.

Selain filosofi jari manis, gue masih punya satu filosofi lagi yang harus dipahami dalam pencarian true love, yaitu filosofi kuku. Filosofi ini berarti sebuah rasa-yang-pastinya-dirasakan-oleh-dua-orang-tersebut ada dan ga pernah hilang. Kalo lo pernah denger manusia-manusia gombal ngomong begini, “dear my lady, you have to know that my love is deeper than the sea and higher than the sky”, that’s a SHIT man (lagian juga ini kalimat dari tahun fir’aun masih main becek-becekan di comberan)!! Itu adalah sebuah tindakan penipuan publik saudaraku! Kita tau kalo air di lautan bisa surut walaupun dalam kurun waktu yang belom dapat dipastikan, kecuali kalo populasi manusia di dunia meningkat dua-ratus-tiga-puluh-tiga-juta-lima-ratus-dua-puluh-empat kali dapat dipastikan kalo lautan bakal surut. Masalah langit juga, walaupun langit itu tinggi, buktinya udah ada manusia yang berhasil bikin cetakan kaki di bulan walaupun kita ga tau itu betulan apa cuma tincakan penipuan publik. Yang paling tepat menurut gue, something that could represent someone love is just a piece of nail at their finger. Mau tau kenapa? Sepotong kuku akan tumbuh lagi dan lagi kalo kita memotongnya. Lain sama lautan dan langit. Mereka dapat dijamah oleh semua orang jika sudah terjadi sebuah kerusakan. Tapi kalo kuku, dia akan tumbuh lagi walaupun udah dipotong terus. Itulah kenapa gue menobatkan filosofi kuku sebagai salah satu nominasi dari true love itu sendiri.

Seperti yang dikatakan naïf dalam lagunya yang berjudul Kontak Jodoh, “kalau jodoh pasti kita kan berjumpa, kalau tak jodoh kita hanya jadi kawan. Kalau jodoh kita pasti kan menikah, karna jodoh takkan latri kemana”, seseorang pasti bakal nemuin true lovenya, tinggal mereka yang berusaha. Gue juga ngambil quote dari filem cinta silver yang pernah gue tonton, yaitu hidup ini bakal lebih berwarna kalo emang ada seseorang disamping kita yang emang bener-bener ngertiin kita. Karena yang paling bikin sedih dari kesendirian adalah bukan pada saat kita sedih, tapi pada saat dimana kita bahagia dan ga ada orang yang ngerasain kebahagiaan itu disamping kita.