Kamis, 31 Mei 2012
Selasa, 29 Mei 2012
Minggu, 27 Mei 2012
Minggu, 13 Mei 2012
#Mayday
Vox populi vox dei,
suara rakyat adalah suara tuhan
Miris. Adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan
negara indonesia. Bencana alam, kerusuhan, naiknya harga pangan, serta
pelanggaran terhadap hak asasi manusia adalah berita yang sering mewarnai layar
kaca dan menjadi tajuk utama di berbagai surat kabar. Negara sudah tidak lagi
melindungi rakyatnya. Dari sini, timbul pertanyaan tentang siapakah negara itu?
Mengapa ia yang harus melindungi rakyatnya.
Dalam Konvensi Montevideo 1933, disebutkan bahwa syarat
didirikannya suatu negara harus memenuhi beberapa unsur. Unsur-unsur yang
dimaksud dalam konvensi tersebut adalah rakyat, wilayah yang permanen, penguasa
yang berdaulat, kesanggupan berhubungan dengan negara lain, serta pengakuan
(deklaratif) dari negara lain. Merujuk pada konvensi Montevideo, dalam syarat
pertama, konvensi tersebut menyebutkan Rakyat. Unsur esensial dari suatu negara
adalah rakyat. Tanpa adanya rakyat, tidak akan ada suatu negara yang berdaulat.
Dalam teori perjanjian masyarakat, yang disampaikan oleh Thomas Hobbes, JJ.
Rosseau, dan john Locke, terbentuknya negara adalah hasil dari perjanjian dari
orang-orang yang hidup bebas dan tidak terikat kepada apapun dan saling patuh
agar kepentingan bersama tetap dapat terakomodir. Perjanjian tersebut dibuat
juga untuk menghindari perbuatan saling menyerang antar manusia karena pada
hakikatnya manusia adalah srigala bagi manusia yang lain (Homo Homini Lupus). Dengan kata lain, suatu negara merupakan
penjelmaan dari rakyat yang bersatu dan berdaulat untuk memenuhi kepentingan
mereka tanpa mengesampingkan kepentingan lainnya. Dari kumpulan tersebut,
kemudian muncul suatu negara, yang merupakan kesatuan dari semuanya, rakyat,
pemerintahan, dan wilayah.
Kemudian timbul pertanyaan baru, bagaimana efektivitas negara
dalam melakukan perlindungan terhadap rakyatnya? Apakah dalam suatu negara,
rakyatnya dapat dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan sebagian rakyatnya lagi
dengan kata lain mengorbankan suatu pihak? Pertanyaan yang sama kemudian juga
akan muncul ketika rakyat tidak dapat memberikan sumbangsihnya kepada negara. Negara
tidak akan berdiri tanpa adanya suatu kesatuan didalam rakyatnya. Hal ini tidak
jauh berbeda dengan pertanyaan “siapakah yang ada pertama kali, telur atau
ayam?”.
Dalam kasus perlindungan terhadap rakyatnya, negara juga
masih sering mengesampingkan suatu kaum. Contohnya adalah kaum buruh atau kaum
pekerja. Mengesampingkan hingga membuatnya minor padahal kaum tersebut adalah
mayor, merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh negara khususnya terhadap
kaum buruh.
Buruh sering dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Perlindungan
terhadap buruh juga masih sering dikesampingkan. Jaminan sosial dan tenaga
kerja dinilai kurang dapat membantu kesejahteraan buruh dan kaum pekerja. Masalah-masalah
klasik masih dihadapi oleh kaum pekerja, seperti penunggakan pembayaran upah,
jaminan kesehatan yang kurang, serta fasilitas pekerjaan yang kurang. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa undang undang ketenagakerjaan Indonesia, Undang Undang nomor
13 tahun 2003 merupakan undang-undang yang tidak memiliki naskah akademik. Penulisan
naskah akademik memang tidak memepengaruhi terhadap isi dari suatu undang-undang,
namun naskah akademik suatu undang-undang merupakan sebuah pertanggungjawaban
dan landasan teoritis dibuatnya suatu peraturan perundang-undangan. Dengan kata
lain, pembuatan undang-undang ketenagakerjaan sudah tidak memperhatikan tentang
pertanggungjawaban terhadap isi dari peraturan perundang-undangan tersebut.
Sistem kerja kontrak juga merupakan salah satu polemik yang
dihadapi kaum pekerja. Sistem kerja kontrak ini sering disebut juga sistem
Outsourching. Terhadap sistem kerja outsourching masih terdapat berbagai
permasalahan sehingga menyebabkan tidak seimbangnya penghasilan dan tenaga yang
dikeluarkan oleh buruh. Misalnya saja panundaan pembayaran upah yang merupakan
salah satu masalah utama yang terjadi dalam sistem kerja outsourching. Penundaan
pembayaran kerja yang berlarut-larut kemudian akan menjadikan buruh sebagai
mesin produksi saja tanpa memanusiakannya. Oleh karena itu, berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU-IX/2011
pada tanggal 17 Januari 2012,mengenai permohonan pengujian
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang terkait dengan
PKWT dan outsourcing (pasal 59, 64, 65 dan 66), sistem kerja outsourching
dinilai sudah melanggar konstitusi. Namun, penerbitan putusan tersebut tidak
akan berjalan jika tidak ada tindakan yang dilakukan terhadap sistem
outsourcing yang masih berjalan di beberapa perusahaan.
Negara juga wajib melindungi hak buruh karena buruh
merupakan salah satu unsur dari rakyat dan rakyat merupakan unsur yang mutlak
datri suatu negara. Perlindungan hak dapat dilakukan dengan membuat peraturan
perundang-undangan yang serasi dari sudut pandang buruh dan pengusaha. Tanpa adanya
perlindungan terhadap buruh, negara telah dianggap telah melakukan pelanggaran
terhadap konstitusi. Dengan kata lain, perlindungan terhadap rakyat haruslah
dilakukan oleh negara jika negara juga ingin merasa dilindungi oleh rakyatnya. Pembangunan
tidak akan berjalan lancar ketika tidak ada pihak yang berhati besar.
Buruh bersatu tak bisa dikalahkan.
Jumat, 11 Mei 2012
Surat untuk Arina
ini adalah surat buat si arina "mocca" yang dulu pernah saya tulis, tapi nggak tau udah kekirim apa belom yah? hahaha
hai arina...
gimana kabarnya sekarang??.... pasti sehat. eh, kamu puasa nggak?? aku masih puasa lho. kemaren hampir batal gara-gara godain edek-edek bayi. pas lagi nggodain, terus dia nggigit kuping aku, mirip waktu tyson nggigit kupingnya hollifield. hampir aja tuh edek bayi aku uppercut. karena inget puasa ya aku urungin aja niatku.
oh iya, kamu masih inget sama aku nggak?? dulu kita pernah foto bareng lho. pas waktu kamu main di ex tahun 2009. aku dateng sama mantemanku. mantemanku orangnya gendut-gendut, kamu inget nggak? pasti nggak inget :)
oh iya, aku dulu dateng ke ex juga sama gebetanku. aku sempet jadian juga loh sama dia. trus kita nonton mocca waktu lagi main ke jogja, waktu itu kalian main di de britto. dia suka banget loh sama kalian, khususnya sama kamu arina :) tapi sekarang kita udah pisah, kita udah jadi temen lagi.
eh arina, rambut kamu masih ubanan nggak?? uban itu keren loh arina.. kamu bisa keliatan beda sama yang lainnya. nanti kalo kamu lagi nyanyi, trus rambut kamu kena cahaya-cahaya lampu, pasti kepala kamu akan terlihat bersinar lebih dari yang lainnya. nenek aku aja bilang kalo uban itu berkah yang kuasa. tapi aku pikir sih, nenekku aja yang bilang kaya gitu, kayaknya dia mau ngebela diri aja deh, hehe.
aku mau tanya deh arina, nama belakang kamu kok keren ya? Ephipania. aku suka deh. namanya kaya nama gitar favorit aku, epiphone. tapi jujur, aku suka banget sama nama belakang kamu. eh, kalo nanti aku punya anak trus nama belakangnya aku kasih nama ephipania boleh nggak ya?? tapi tenang aja nanti anakku yang cewek kok yang aku kasih nama belakang itu, kalo yang cowok mah tetep sudarsono atau suprapto aja lah. biar ngurusin akte kelahirannya nggak ribet.
arina, trus kamu pindahan ke amerikanya kapan? aku boleh ikut nganterin kamu ke bandara nggak? oh iya arina, aku juga lagi suka sama lagu life keeps on turning kalian. temenku juga ada yang suka banget tuh sama lagi itu. namanya tyas. dia udah kaya orang gila pas nonton mocca bawain life keeps on turning di mocca last show kemaren. sekarang dia lagi ada misi budaya di eropa, kerjaannya kayaknya nari terus dia disana. nggak tau deh, kayaknya dia lagi pengen diet, salah satu caranya ya itu tadi, nari.
wah, udah jam 1 lewat nih arina, kayaknya surat buat kamu harus udahan nih, nanti lain kali kit asambung lagi ya, aku ada ujian nih jam setengah 2. doain ya biar pulpenku bisa jalan sendiri ngejawab soalnya, hehe. oh iya, nanti kalo kamu mau berangkat ke amerika kasih tau ya, siapa tau aku lagi di jakarta dan bisa nganterin kamu. okee??!! oh iya, foto yang aku punya cuma sama bassnya kang indra, foto yang sama mocca lagi di laptop kakak ku di bandung, hehe
tertanda penggemar setiamu,
E W. Wicaksono
hai arina...
gimana kabarnya sekarang??.... pasti sehat. eh, kamu puasa nggak?? aku masih puasa lho. kemaren hampir batal gara-gara godain edek-edek bayi. pas lagi nggodain, terus dia nggigit kuping aku, mirip waktu tyson nggigit kupingnya hollifield. hampir aja tuh edek bayi aku uppercut. karena inget puasa ya aku urungin aja niatku.
oh iya, kamu masih inget sama aku nggak?? dulu kita pernah foto bareng lho. pas waktu kamu main di ex tahun 2009. aku dateng sama mantemanku. mantemanku orangnya gendut-gendut, kamu inget nggak? pasti nggak inget :)
oh iya, aku dulu dateng ke ex juga sama gebetanku. aku sempet jadian juga loh sama dia. trus kita nonton mocca waktu lagi main ke jogja, waktu itu kalian main di de britto. dia suka banget loh sama kalian, khususnya sama kamu arina :) tapi sekarang kita udah pisah, kita udah jadi temen lagi.
eh arina, rambut kamu masih ubanan nggak?? uban itu keren loh arina.. kamu bisa keliatan beda sama yang lainnya. nanti kalo kamu lagi nyanyi, trus rambut kamu kena cahaya-cahaya lampu, pasti kepala kamu akan terlihat bersinar lebih dari yang lainnya. nenek aku aja bilang kalo uban itu berkah yang kuasa. tapi aku pikir sih, nenekku aja yang bilang kaya gitu, kayaknya dia mau ngebela diri aja deh, hehe.
aku mau tanya deh arina, nama belakang kamu kok keren ya? Ephipania. aku suka deh. namanya kaya nama gitar favorit aku, epiphone. tapi jujur, aku suka banget sama nama belakang kamu. eh, kalo nanti aku punya anak trus nama belakangnya aku kasih nama ephipania boleh nggak ya?? tapi tenang aja nanti anakku yang cewek kok yang aku kasih nama belakang itu, kalo yang cowok mah tetep sudarsono atau suprapto aja lah. biar ngurusin akte kelahirannya nggak ribet.
arina, trus kamu pindahan ke amerikanya kapan? aku boleh ikut nganterin kamu ke bandara nggak? oh iya arina, aku juga lagi suka sama lagu life keeps on turning kalian. temenku juga ada yang suka banget tuh sama lagi itu. namanya tyas. dia udah kaya orang gila pas nonton mocca bawain life keeps on turning di mocca last show kemaren. sekarang dia lagi ada misi budaya di eropa, kerjaannya kayaknya nari terus dia disana. nggak tau deh, kayaknya dia lagi pengen diet, salah satu caranya ya itu tadi, nari.
wah, udah jam 1 lewat nih arina, kayaknya surat buat kamu harus udahan nih, nanti lain kali kit asambung lagi ya, aku ada ujian nih jam setengah 2. doain ya biar pulpenku bisa jalan sendiri ngejawab soalnya, hehe. oh iya, nanti kalo kamu mau berangkat ke amerika kasih tau ya, siapa tau aku lagi di jakarta dan bisa nganterin kamu. okee??!! oh iya, foto yang aku punya cuma sama bassnya kang indra, foto yang sama mocca lagi di laptop kakak ku di bandung, hehe
tertanda penggemar setiamu,
E W. Wicaksono
Pol
Menjadi seorang polisi adalah cita cita saya dari kecil. Dari SD sampe SMA saya sering mondar mandir di jalan raya dan liat bapak-bapak polisi pake baju polisi dan peluit yang diselipin di keteknya (belakangan ini saya baru tau kalo ternyata yang diselipin adalah talinya, bukan peluitnya. itu juga talinya dikempit bukan diselipin). Buat saya, pekerjaan sebagai polisi itu mulia banget. Setiap hari kerjaannya ngatur lalu lintas biar nggak berantakan. Kalo lagi ada waktu senggang biasanya bantuin nenek-nenek yang abis dari pasar beli buah-buahan dan sayuran yang mau dijual lagi di warungnya, atau sekedar niup niup peluit nggak jelas (kalo yang ini saya beneran pernah nemuin polisi yang lagi jaga, trus karena saking nggak ada kerjaannya dia mainin peluit yang diselipin di keteknya). Oke, dari sana saya mulai bermimpi untuk menjadi polisi. Iya, polisi yang suka bantu nenek-nenek nyebrang dan rajin mainin peluit.
Waktu masih sekolah SD juga saya baru tau kalo ternyata polisi punya musuh utama. Iya musuh utama. Kaya power ranger yang punya musuh monster-monster-jelek-bisulan atau spiderman yang punya musuh si sandman. Musuh utama polisi itu adalah si komo. Iya, si komo. Jahatnya lagi ternyata si komo udah berafiliasi dengan susan. Pada tau susan kan? Iya, susan anak asuhnya mbak Ria. Pasti tau dooong, si susan kan cita citanya mau jadi dokter, pengen nyuntikin orang. Kenapa si komo? Karena si komo adalah usut punya usut adalah penyebab banjir di Jakarta. Banjir adalah masalah utama di jakarta. Dari pemerintahan gubernur Van den Bosch jakarta emang dikenal sebagai kota amsterdam kedua, wilayahnya bisa kaya di amsterdam, yaitu daratan yang berada dibawah permukaan laut. Tapi keadaan di Jakarta semakin diperparah dengan adanya si Komo. Iya, jakarta banjir terus. Dan kalian tau kan apa eksesnya kalo udah banjir? Yaitu macet. Macet itu musuh utama penduduk jakarta. Macet itu bisa membunuh setengah populasi jakarta karena stres. Tapi pertanyaannya adalah kenapa penduduk jakarta masih aja banyak nggak berkurang-kurang. Malahan tiap tahun penduduk jakarta terus bertambah. Oke, ini kenapa jadi ngelantur gini omongannya.
Balik lagi ke omongan polisi yang memiliki musuh si Komo dan Susan, gue sangat menyayangkan ini. pasalnya, waktu SD gue suka banget dengerin lagunya si Komo yang penyebab macet banjir dan ujung-ujungnya macet. Sampe sampe gue punya bonekanya si Komo dan gue kasih nama momo. Kenapa dengan lewatnya si komo harus banjir? Kenapa harus si komo yang dikorbankan? Kenapa bukan si buya? Kenapa dia tuhaan? Kenapaaaaa???? Kalian juga pada tau kan, kalo dengan terjadinya macet akan semakin memperparah pekerjaan polisi dan polisi akan semakin sering main panas-panasan di jalanan. Polisi akan semakin stres dan menimbulkan kejenuhan dalam bekerja. Bukan jenuh karena pacarnya seperti yang dinyanyikan oleh agnes monica, bukan.. tetapi jenuh karena seharian penuh si polisi harus terus terusan mengatur lalu lintas. Tidak ada pekerjaan lain dan akan membuatnya menjadi stres tingkat dewa. Dan dari sana lah, saya lalu membenci boneka si Komo kepunyaan saya, si momo. Alhasil, si momo jadi bulan bulanan saya, sampe-sampe tanpa disengaja, lehernya si momo putus karena tamparan keras dan jap kiri dari mr. Endhi. Dari sana juga saya semakin ingin menjadi seorang polisi.
Tetapi , keinginan menjadi polisi pun semakin lama semakin memudar di hadapan saya. Belakangan ini profesi seorang polisi adalah profesi yang menuntut kejujuran lagi, bukan kesantunan dan kesopanan. Polisi sebagai mitra masyarakat yang dahulu saya kenal sebagai pembantu nenek-nenek untuk menyebrang, sekarang berubah menjadi makhluk neraka yang buas, yang selalu memeras rakyat jelata. Keinginan itu semakin saya pendam ketika beberapa waktu lalu, majalah kenamaan indonesia juga memberitakan tentang rekening-rekening gendut polisi. Iya, dari dulu emang saya taunya kalo jadi polisi itu pasti jadi gendut. Contohnya om saya yang sekarang tinggalnya di pekanbaru. Dia itu dulu gendut banget. Katanya, kalo nggak gendut nggak oke. Baiklah, sebagai anak laki-laki yang polos, saya percaya kalo jadi polisi itu emang harus gendut. Biar oke. Jadinya harus gendut, kalo nggak gendut nggak oke.
Sejak pemberitaan bahwa polisi sekarang sudah banyak memiliki rekening yang gendut (sebenernya kenyataan juga udah ada sih, nggak hanya pemberitaan), saya jadi semakin miris ngeliat polisi yang gendut dan “kotor”. Saya punya saran nih buat polisi yang kotor. Kayaknya mereka harus mandi lagi deh, ditambah gosok gigi dan pake sabun cuci muka. Jangan kaya saya. Mandi sehari sekali aja alhamdulilah. Makanya, buat bapak polisi, sekarang harus rajin-rajin mandi yah, biar nggak kotor lagi. Oh iya, jangan lupa juga olahraga, biar nggak gendut lagi. Olahraganya simpel aja, cukup lari dari kehidupan ini, kalo udah keringetan kan bisa membakar kalorinya pak polisi, barang kali besok udah kurus, kaya saya :)
Waktu masih sekolah SD juga saya baru tau kalo ternyata polisi punya musuh utama. Iya musuh utama. Kaya power ranger yang punya musuh monster-monster-jelek-bisulan atau spiderman yang punya musuh si sandman. Musuh utama polisi itu adalah si komo. Iya, si komo. Jahatnya lagi ternyata si komo udah berafiliasi dengan susan. Pada tau susan kan? Iya, susan anak asuhnya mbak Ria. Pasti tau dooong, si susan kan cita citanya mau jadi dokter, pengen nyuntikin orang. Kenapa si komo? Karena si komo adalah usut punya usut adalah penyebab banjir di Jakarta. Banjir adalah masalah utama di jakarta. Dari pemerintahan gubernur Van den Bosch jakarta emang dikenal sebagai kota amsterdam kedua, wilayahnya bisa kaya di amsterdam, yaitu daratan yang berada dibawah permukaan laut. Tapi keadaan di Jakarta semakin diperparah dengan adanya si Komo. Iya, jakarta banjir terus. Dan kalian tau kan apa eksesnya kalo udah banjir? Yaitu macet. Macet itu musuh utama penduduk jakarta. Macet itu bisa membunuh setengah populasi jakarta karena stres. Tapi pertanyaannya adalah kenapa penduduk jakarta masih aja banyak nggak berkurang-kurang. Malahan tiap tahun penduduk jakarta terus bertambah. Oke, ini kenapa jadi ngelantur gini omongannya.
Balik lagi ke omongan polisi yang memiliki musuh si Komo dan Susan, gue sangat menyayangkan ini. pasalnya, waktu SD gue suka banget dengerin lagunya si Komo yang penyebab macet banjir dan ujung-ujungnya macet. Sampe sampe gue punya bonekanya si Komo dan gue kasih nama momo. Kenapa dengan lewatnya si komo harus banjir? Kenapa harus si komo yang dikorbankan? Kenapa bukan si buya? Kenapa dia tuhaan? Kenapaaaaa???? Kalian juga pada tau kan, kalo dengan terjadinya macet akan semakin memperparah pekerjaan polisi dan polisi akan semakin sering main panas-panasan di jalanan. Polisi akan semakin stres dan menimbulkan kejenuhan dalam bekerja. Bukan jenuh karena pacarnya seperti yang dinyanyikan oleh agnes monica, bukan.. tetapi jenuh karena seharian penuh si polisi harus terus terusan mengatur lalu lintas. Tidak ada pekerjaan lain dan akan membuatnya menjadi stres tingkat dewa. Dan dari sana lah, saya lalu membenci boneka si Komo kepunyaan saya, si momo. Alhasil, si momo jadi bulan bulanan saya, sampe-sampe tanpa disengaja, lehernya si momo putus karena tamparan keras dan jap kiri dari mr. Endhi. Dari sana juga saya semakin ingin menjadi seorang polisi.
Tetapi , keinginan menjadi polisi pun semakin lama semakin memudar di hadapan saya. Belakangan ini profesi seorang polisi adalah profesi yang menuntut kejujuran lagi, bukan kesantunan dan kesopanan. Polisi sebagai mitra masyarakat yang dahulu saya kenal sebagai pembantu nenek-nenek untuk menyebrang, sekarang berubah menjadi makhluk neraka yang buas, yang selalu memeras rakyat jelata. Keinginan itu semakin saya pendam ketika beberapa waktu lalu, majalah kenamaan indonesia juga memberitakan tentang rekening-rekening gendut polisi. Iya, dari dulu emang saya taunya kalo jadi polisi itu pasti jadi gendut. Contohnya om saya yang sekarang tinggalnya di pekanbaru. Dia itu dulu gendut banget. Katanya, kalo nggak gendut nggak oke. Baiklah, sebagai anak laki-laki yang polos, saya percaya kalo jadi polisi itu emang harus gendut. Biar oke. Jadinya harus gendut, kalo nggak gendut nggak oke.
Sejak pemberitaan bahwa polisi sekarang sudah banyak memiliki rekening yang gendut (sebenernya kenyataan juga udah ada sih, nggak hanya pemberitaan), saya jadi semakin miris ngeliat polisi yang gendut dan “kotor”. Saya punya saran nih buat polisi yang kotor. Kayaknya mereka harus mandi lagi deh, ditambah gosok gigi dan pake sabun cuci muka. Jangan kaya saya. Mandi sehari sekali aja alhamdulilah. Makanya, buat bapak polisi, sekarang harus rajin-rajin mandi yah, biar nggak kotor lagi. Oh iya, jangan lupa juga olahraga, biar nggak gendut lagi. Olahraganya simpel aja, cukup lari dari kehidupan ini, kalo udah keringetan kan bisa membakar kalorinya pak polisi, barang kali besok udah kurus, kaya saya :)
Rabu, 09 Mei 2012
#Vesak
spending all day long.. vesak day, great adventure!!
Cahaya lampu, kuning tersamar.. tertutup lembut..~
Pure Saturday - Elora
Langganan:
Postingan (Atom)