Ibu selalu berkata, “pergilah, jangan kau sesali masa muda mu.
Berkelana lah. Jauh. Tapi ingat, jangan sampai terjatuh. Apalagi kau saat kau
jatuh pada cinta saat berkelana. Tapi itu
tak apa. Jika sudah terjadi, maka kau akan menjadi orang yang sangat kuat. Namun
kau juga bisa menjadi orang yang sangat lemah. Sesekali kau akan berbicara pada
awan, meminta restu hujan, dan sangat merindukan malam.”
Kata ibu lagi, “yang paling sulit dari kehilangan adalah
melupakan. Jangan sesekali kau melupakan sesuatu. Apalagi sesuatu yang dulu
sering mengisi hari mu. Iya, dulu. Otak kita –manusia- memang diciptakan dalam
kapasitas yang terbatas. Tidak semuanya bisa diingat dalam tiap ruas. Mengingatlah
seperti saat kau pentas."
"Dan satu hal yang paling memilukan adalah ketika kau
dilupakan, dihilangkan, bahkan dimusnahkan. apalagi dipaksa. Dipaksa untuk
dilupakan, dipaksa untuk dihilangkan, dan dipaksa untuk dimusnahkan. Ingat nak,
Tan Malaka itu orang hebat. Namun kita semua dipaksa untuk melupakan, untuk
menghilangkan bahkan untuk memusnahkannya. Begitu juga dengan hati. Sebenarnya ibu malas berbicara masalah hati, karena nanti kau akan belajar sendiri. tapi, yasudahlah. Akan sulit
untuk memiliki hati ketika hati yang ingin kau miliki malah berusaha melupakan,
kamu. seperti Neruda yang pernah menulis “Love is so short, forgetting is so long”. Jika sudah seperti itu, temanmu hanya satu, ia-yang-serba-tau, dan
mungkin juga aku. Ibu mu". Ujarnya.
-bait kata yang tak akan pernah terkirim-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar